Di jaman sekarang sedang gencar-gencarnya yang namanya menggergaji paru-paru dunia dan membantai salah satu nenek moyang kita. Tak sedikit upaya yang telah kita lakukan namun semua itu bagai jamur yang tumbuh di musim hujan. Selain itu untuk mencari dalang dari lakon ini terlihat begitu sulitnya seperti peti harta di luasnya samudra. Namun sungguh hebat, di tengah sulitnya menghabisi rayap-rayap hutan dan macan siluman ini ada seseorang yang bernama Siberak Butahuruf, atau biasa di panggil Bapak Rabu. Beliau adalah salah satu dari sekian banyakknya marbotnya bumi ini. Beliau dan kawan-kawannya membentuk sebuah perkumpulan yang bernama KREUDUNGAN, dengan anggotanya sekarang hampir diseluruh pelosok negeri ini. Bapak Rabu pendiri sekaligus pemimpin klan marbot bumi ini. Mereka telah mampu menyelamatkan sepetak tanah yang luasnya 5654790 ha. Pada awalnya ekosistem disana seperti bekas hujan gajah, banyak lahan-lahan yang di gunduli sampai kinclong dan hewan-hewan di jual ke pedagang sate. Kehidupan di sana hampir mendekati 0.05%.
Dengan kegigihannya, mereka mulai mengembalikan ekosistem yang ada disana. Pertama-tama mereka menyebar cikal bakal rambut, lalu menambahkan nutrisi agar tumbuh kembangnya menjadi cepat serta sehat. Hasilnya terlihat jelas, tiga tahun kemudian lahan tersebut telah tumbuh lebat dan hijau segar seperti sedia kala, dan sudah mulai terlihat kutu-kutunya seperti burung elang, monyet, dan ular. Mereka berdatangan bertahap ke tempat tersebut, ada yang karena loncat dari kepala lain, karena di kembang biakkkan oleh KREUDUNGAN dan masih banyak cara agar kutu tersebut dapat berpindah. Atas jerih payahnya, tak hanya satu kepala, tapi seluruh kepala di bumi ini telah mengetahui hasil karya mereka. Yaitu dengan merubah kepala yang botak menjadi lebat seperti LANDAK. Bahkan salah satu badan dari PBB memberi mereka berupa penghargaan dan uang sejumlah US$ 857000 untuk melanjutkan program yang telah mereka rencanakan. Yaitu sebuah proyek yang bernama KEEP EARTH BREATH BRO (KEBAB) yang akan di laksanankan oleh PBB.
Setelah momen tersebut usai para marbot kembali bekerja, mereka mulai merawat lahannya. Ada yang menjaga dan mengontrol kutu, ada yang merawat tiang rambut, ada yang mengatur populasinya dll. Bapak Rabu pun mulai terjun ke daerah tersebut. Memulai suatu petualangan di tengah lebat dan ganasnya hutan tersebut. Beliau beserta 4 temannya ingin mencoba menembus hasil kerjanya dengan tapak tilas. Dengan bekal yang cukup dan peralatan yang memadai mereka mulai menjelajah. Banyak rintangan yang begitu sulit mereka dapat hadapi, seperti kulit kepala kering, nanah atau jerawat di kepala dan tak jarang bertemu dengan kutu pemakan manusia. 2 hari perjalanan mereka baru menempuh 1/3 dari lokasi yang mereka ingin tuju, yaitu unyeng-unyeng atau pusaran di kepala. 4 hari kemudian mereka sampai di tujuan tersebut, betapa mereka di kejutkan dengan penemuan yang sangat luar biasa. Mereka sangat terpana dengan penemuannya, yaitu sebuah ekosistem di mana dalam sejengkal tanah kurang lebih 1200 ha terdapat 5 buah pohon raksasa yang diameternya dapat menyumbat aliran Sungai Mahakam. Disana juga di temukan beberapa hewan yang hampir tidak di ketahui keberadaannya. Seperti burung berkaki satu, gajah mini, kuda terbang, badak berduri durian, dll. Namun yang membuat mereka lebih terkujut lagi adalah adanya manusia yang tinggal dan menetap disana, ada sekitar 100 orang. Mereka bahkan memiliki teknologi yang lebih maju dari mereka, seperti mobil terbang, kapal selam tanah dll. Mereka juga berbahasa seperti orang normal. Kepala suku mereka PAMALIKANA menyambut kedatangan mereka dengan suka cita. Mereka tahu dan mengerti bahwa Pak Rabu dan kawan-kawan adalah salah satu orang yang mampu mengembalikan kondisi disini seperti semula. Mereka cerita banyak sekali tentang apasaja yang ada di sana. Tak hanya itu saja, mereka di ajak untuk melihat tempat mana saja yang sekiranya di dunia luar tidak ada. Terdapat sebuah gunung es yang disana hidup Yeti, Jerapah putih dll. Meskipun namanya gunugn es, namun disana tidak terasa dingin sama sekali. Ada juga danau yang sangat kecil namun kedalamannnya hampir menembus mantel bumi, disana terdapat alga emas yang indah dan juga banyak manfaatnya. Setelah itu mereka di ajak ke samudra pasir, bukan butiran yang ada disana namun butiran halus emas yang berlimpah. Setelah puas siangnnya menjelajah, menjelang sore mereka kembali pulang untuk istirahat. Pak Rabu dan rombongan sudah membayangkan betapa gelapnya malam nanti. Namun ke adaannya berbeda, mereka di kejutkan dengan sebuah lampu dari kunang-kunang yang sangat banyak. Listrik disana pun juga menggunakan cara yang efisien dan hemat yaitu dengan menggunakan turbin air terjun.
Tak terasa setelah sedemikian lama mereka berbincang dan menetap disana, perbekalan pun hampir habis, mereka memutuskan untuk pulang berbagi penemuan ini. Sebelum mereka pulang, ketua suku member mereka hadiah berupa satu kantung bekal dan 10 buah cincin kehidupan yang membuat mereka panjang umur dan terhindar dari bahaya. Selain itu mereka juga di beri sebuah kendaraan berupa mobil terbang yang akan mengantar mereka sampai tepi hutan. Merekapun pergi, dan dengan senang hati mereka mengendarai kendaraan tersebut. Tak butuh waktu lama mereka mencapai tepi hutan. Setelah sampai mereka turun dan menemui saudara mereka yang tak terasa sudah 3 bulan mereka pergi. Bercampur dengan suka dan duka mereka berkumpul dan berbagi cerita satu dengan lainnya. Nah dari sinilah semua peradaban manusia akan berkembang dengan pesat atas jasa Bapak Rabu……..